Bird

Selasa, 29 Mei 2012

Sebuah Kisah Urban Legend Misteri Tujuh Lumbung



Misteri tujuh lumbung adalah sebuah kisah urban legend yang cukup menakutkan tentang seorang petani kaya yang memiliki banyak tanah dan membangun tujuh lumbung untuk persediaan panen sawahnya. Petani itu selalu hidup makmur bersama istrinya dan telah dikaruniai enam orang anak, setiap lumbung diberi nama sesuai dengan nama anaknya, dan beberapa bulan kemudian istrinya pun telah hamil kembali, kemudian mereka menunggu untuk kehadiran anaknya yang ke tujuh.

Setelah melahirkan anaknya yang ke tujuh, istri petani mengalami pendarahan dan ia telah meninggal dalam persalinan dan begitu pula dengan bayinya yg dilahirkanya itu juga telah meninggal, mendengar kabar dari persalinan bahwa istrinya dan bayinya tak terselamatkan sang petani pun menjadi shock dan gila berlarut dalam kesedihan begitu juga dengan ke enam anaknya yang selalu menangis yang telah ditinggal oleh ibunya. Tiga bulan setelah peristiwa tersebut, keluarga petani itu pun mengalami kemunduran yang sangat drastis terutama di dalam usaha panen, sekarang penderitaan keluarga petani itu pun sudah jatuh dan mereka sudah tidak memiliki uang, mereka dalam kesengsaraan dalam menjalani hidup dan selalu meratapi kepedihan. Suatu malam yang dingin, di dalam kegilaan dan putus asa yang mendalam sang petani membangunkan anak-anaknya yang sedang tidur untuk berkumpul di lumbung tepat di lumbung yang ke tujuh dan petani itu mengambil sebuah kapak besar yang tajam dan tanpa belas kasihan petani itu telah membunuh satu persatu anaknya dengan memenggal leher anaknya hingga terputus kemudian mayatnya dikubur di lumbung ketujuh tanpa sepengetahuan tetangganya.

Setelah ia membunuh ke enam anaknya, petani itu pun langsung menggantungkan dirinya dengan menggunakan seutas tali yang sudah ia persiapkan dari awal. Akhirnya, setelah kejadian itu, semua lumbung itu dirobohkan dan tanahnya langsung dijual kecuali untuk lumbung ke tujuh, tidak ada yang akan membeli lumbung itu karena para pembeli sudah tahu apa yang telah terjadi sebelumnya di lumbung itu. Kemudian lumbung itu dibiarkan saja tanpa berpenghuni. Para penduduk sekitar telah berkata jika kamu pergi ke lumbung yang ke tujuh tepat di malam hari, kamu dapat melihat hantu dari petani yang sedang tergantung dari langit-langit lumbung dan berayun-ayun dengan menampilkan wajahnya yang mengerikan tersiksa seumur hidupnya.

Dan tidak ada seorang pun yang benar-benar yakin di mana letak lumbung yang ke tujuh itu berada_lumbung ini terletak di Ohio dan beberapa orang mengatakan bahwa lumbung itu terletak di pertanian Cranz di Cuyahoga Valley atau Northampton pada tahun 1997.
Ada seorang guru sekolah dasar di Ohio telah mengklaim bahwa ia telah menemukan lokasi yang sebenarnya lumbung itu berada_dia mengatakan bahwa tidak ada lumbung yang dirobohkan/dihancurkan sebaliknya lumbung itu hanya digunakan peternakan bagi tetangga.

Menurut guru, ia telah menunjukan beberapa lokasi, dimana semua lumbung telah terukir enam orang nama dari anak-anak yang telah dibunuh oleh petani itu. Malam itu, sang guru beserta putranya telah berangkat dari rumahnya untuk mengunjungi lumbung ke tujuh itu, dan mereka juga berharap untuk menangkap beberapa aktivitas paranormal dengan menggunakan video recorder.

Keesokan paginya, sang istri dari guru telah melaporkan bahwa suaminya dan anaknya telah hilang kepada pihak Polisi, dan setelah sang istri lapor kepada para Polisi, mereka pun langsung pergi ke lumbung dan di jalan mereka telah menemukan sebuah mobil yang kosong tanpa pengemudi yang telah ditinggalkan di pinggir jalan, ketika mereka memasuki sebuah lumbung di dekat sawah, dan mereka telah melihat peristiwa yang cukup mengerikan dimana mereka telah menemukan guru dan putranya yang telah terggantung tanpa nyawa di langit-langit lumbung dengan wajahnya yang tampak sedang kesakitan menahan rasa sakit, kedua bola mata mereka menghadap ke atas dengan ekspresi mulutnya yang terbuka lebar.

http://new2ngs.wordpress.com
Sumber:
http://ghost-story.mywapblog.com/sebuah-kisah-urban-legend-misteri-tujuh.xhtml

Tidak ada komentar:

Posting Komentar